Bagaimana komentar Anda terhadap Blog ini??

Cari Blog Ini

Selasa, 11 September 2012

RESUME PENGANTAR TEORI AKUNTANSI--HENDRIKSEN

RESUME
PENGANTAR TEORI AKUNTANSI

A.      Pengertian Teori Akuntansi
Pengertian teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Dari pengertian diatas, tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi. Menjelaskan berarti menganalisis dan memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati. Memprediksi berarti memberi keyakinan bahwa kalau asumsi-asumsi atau syarat-syarat yang diteorikan dipenuhi besar kemungkinan suatu fenomena atau fakta tertentu akan terjadi.
Sedangkan definisi teori akuntansi menurut Hendriksen dan Van Breda (1992) mendefinisikan teori akuntansi sebagai berikut:”....penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang luas (a set of broad priciples) yang memberikan rerangka referensi umum untuk mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan praktek dan prosedur akuntansi yang baru”. Definisi tersebut dapat dilihat bahwa “teori akuntansi” tidak lepas dari praktek akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan praktek akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktek tersebut.
1.    Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek akuntansi memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.
Secara luas pengertian teori akuntansi tersebut meliputi:
Pemilihan metode penilaian (valuation methods).
2.    Pengembangan Rerangka konseptual (conceptual framework) akuntansi sebagai landasan penyusunan aturan akuntansi.
3.    Penilaian kesesuaian rerangka konseptual akuntansi dan prinsip-prinsip lainnya yang menjadi pedoman dalam penyusunan aturan akuntansi.
4.    Penelaahan alas an perusahaan memilih metode akuntansi tertentu diantara alternative-alternativenya.

Dengan adanya informasi baru atau teori baru yang memungkinkan peramalan yang lebih baik, maka teori yang ada harus dimodifikasi atau ditinggalkan. Pendapat umum mengenai "apa yang naik pasti akan turun" ternyata harus dimodifikasi setelah diketahui bahwa benda yang ditembakkan keangkasa tidak kembali kebumi, meskipun teori gaya tarik bumi yang telah diperbaiki, sejak lama telah meramalkan peristiwa semacam ini. Jadi prediktibilitas atau kemampuan untuk meramalkan merupakan sesuatu yang relatif, yang diperbaiki secara bertahap dengan dikembangkannya teori yang lebih baik atau metode yang lebuh baik untuk menerapkan teori tersebut.

B.       Tingkatan Teori Akuntansi
Eldon Hendriksen membagi teori akutansi dalam tiga tingkat sebagai berikut :
1.    Teori – teori yang mencoba menjelaskan praktek – praktek akutansi masa kini dan meramalkan bagaimana tanggapan para akuntan terhadap situasi – situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan peristiwa – peristiwa tertentu. Teori – teori ini disebut teori sintaktikal atau syntactical theories.
Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori praktek akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling) yang disebut model Ijiri, model ini menerangkan praktek akuntansi tradisional yang ditekankan pada sistem biaya historis/ harga perolehan (historical cost system). Diperlukan untuk memperoleh pandangan yang lebih luas tentang praktek yang sedang berlangsung. Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih tepat, juga memungkinkan pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai dengan teori tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji untuk melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu bener-bener dapat meramalkan apa yang dikerjakan akuntan. Pengujian lain menunjukkan bahwa meskipun teori tradisional tidak lengkap, namun sudah menunjukkan variabel-variabel yang relevan.
2.    Teori – teori yang memusatkan perhatian kepada hubungan antara fenomena (objek atau peristiwa) dengan simbol yang mewakili fenomena tersebut. Teori - teori ini disebut teori semantikal atau interpretasional (semantical theories atau interpretational theories).
Para akuntan, dengan meminjam berbagai gagasan dari ilmu ekonomi, telah berusaha menjembatani pengukuran – pengukuran akutansi dengan fenomena – fenomena yang nyata. Contoh dari usaha ini dapat ditemukan dalam karya – karya Canning13), Sprouse dan Moonitz14), serta Edwards dan Bell15).
Sprouse dan Moonitz menyarankan bahwa interpretasi yang terbaik mengenai penilaian aktiva adalah bahwa aktiva mengandung nilai jasa – jasa dimasa yang akan datang (value of future service).
Berbagai prosedur yang dipakai untuk mengukur aktiva, selanjutnya dinilai berdasarkan kemampuan prosedur – prosedur tersebut mengukur nilai jasa – jasa dimasa yang akan datang. Edwards dan Bell memberikan interpretasi ekonomi terhadap konsep nilai (value) dan laba; mereka kemudian menyarankan bagaimana nilai dan laba dapat diukur secara praktis. Selanjutnya, setelah pengkajian oleh Canning, Sprouse dan Moonitz, serta Edwards dan Bell, bebarapa pengkajian empiris dilakukan untuk menunjukkan hubungan antara interpretasi ekonomis dengan pengukuran – pengukuran yang diperoleh dari data yang sebenarnya.
3.      Teori – teori yang menekankan perilaku atau akibat – akibat yang ditimbulkan oleh laporan keuangan terhadap keputusan yang diambil para pemakai laporan. Teori – teori ini disebut teori perilaku atau teori pragmatis (behavioral theories atau pragmatic theories).
Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannya.

C.      Penalaran Deduktif dan Induktif
1.         Penalaran Deduktif
Metode penalaran deduktif dalam akuntansi adalah proses yang bermula dengan tujuan dan postulat, yang dari sini diturunkan prinsip-prinsip logis yang memberikan landasan bagi penerapan yang konkret dan praktis. Jadi, aturan atau penerapan praktis berasal dari penalaran logis, postulat dan prinsip yang ditarik secara logis seharusnya tidak hanya mendukung atau berusaha menjelaskan kelaziman akuntansi atau praktek yang sekarang telah diterima. Struktur proses deduktif mencakup hal-hal sebagai berikut:
a)    Perumusan tujuan umum dan khusus laporan keuangan
b)   Pernyataan mengenai postulat akuntansi yang berhubungan dengan bidang ekonomi, politik, dan sosial dimana akuntansi harus berperan
c)    Seperangkat kendala untuk mengarahkan proses penalaran
d)   Suatu struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan dimana ide-ide dapat dinyatakan dan diikhtisarkan
e)    Pengembangan seperangkat definisi
f)    Perumusan prinsip atau pernyataan umum mengenai kebijakan yang diturunkan dari proses logic
g)   Penerapan prinsip-prinsip dalam situasi khusus dan penetapan metode serta aturan prosedural
Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang berbeda dapat mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda pula.
Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai tujuan yang berbeda, tetapi cukup ketat untuk mempertahankan keseragaman dan konsistensi dalam laporan keuangan kepada pemegang saham dan masyarakat umum. Kelemahan metode deduktif adalah jika setiap postulat dan premis ternyata salah, maka kesimpulannya juga akan salah. Metode ini juga dianggap menyimpang dari kenyataan untuk bisa menurunkan prinsip yang realistis dan berguna, atau untuk memberikan dasar bagi aturan-aturan praktis.
2.         Penalaran Induktif
Proses induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan pengukuran yang terinci. Pendekatan induktif tidak dapat dipisahkan dari pendekatan deduktif, karena pendekatan deduktif memberikan petunjuk pemilihan data yang akan ditelaah. Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data keuangan perusahaan. Jika terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi dan prinsip dapat dirumuskan, sehingga ide dan prinsip yang baru dapat ditemukan, khususnya bila pengamatan tidak dipengaruhi oleh prinsip dan praktek yang berlaku.
Misalnya pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan historis dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih baik untuk kas yang akan diterima dari pelanggan pada masa yang akan datang ketimbang catatan kas yang sesungguhnya diterima pada masa lalu karena adanya tenggang waktu dalam proses penagihannya.
Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak perlu dibatasi oleh model atau struktur yang ditetapkan terlebih dahulu. Para peneliti bebas mengadakan pengamatan yang dianggap relevan, generalisasi atau prinsip yang telah dirumuskan harus ditegaskan dengan proses logis pendekatan deduktif dan pembuktian kesimpulan.
Kelemahan utama prosesi induktif adalah bahan pengamat mungkin dipengaruhi oleh ide-ide di bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus diamati. Kesulitan pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data mentah mungkin berbeda bagi setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit menarik generalisasi dan prinsip-prinsip dasar.
Teori induktif maupun deduktif bersifat deskriptif atau normatif. Teori deskriptif berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada pemakai data akuntansi. Teori normatif menjelaskan data apa yang seharusnya dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan.


D.      Beberapa Pendekatan Perilaku Altenatif
Salah satu langkah pertama dalam pengembangan teori akuntansi adalah pernyataan yang jelas mengenai tujuan perilaku (behavioral objectives) pemakai laporan. Berberapa alternatif pendekatan perilaku adalah sebagai berikut:
1.    Teori-teori Penilaian Investasi
Tujuan utama laporan akuntansi keuangan adalah untuk menyajikan informasi kepada para pemegang saham dan para calon pembeli saham guna membantu mereka mengambil keputusan utnuk membeli atau menjual atau menahan saham biasa perusahaan. Teori ini mencakup:
a)    Teori-teori nilai intrinsic, untuk menjelaskan harga surat berharga. Nilai intrinsik adalah nilai yang dianggap investor sebagai nilai yang sesungguhnya dari surat berharga dan nilai yang akan tercermin dalam harga pasarnya.
b)   Hipotesis pasar yang efisien, menyatakan bahwa pasar surat berharga adalah efisien. Tiga bentuk pasar efisien yang dikenal secara umum adalah (1) bentuk lemah – harga-harga surat berharga mencerminkan informasi yang tersirat dalam urutan harga historis; (2) bentuk semikuat – harga-harga surat berharga mencerminkan sepenuhnya seluruh informasi yang tersedia bagi publik mengenai perusahaan; (3) bentuk kuat – harga-harga surat berharga mencerminkan bahkan termasuk informasi khusus.  
c)    Teori Portofolio, menyatakan bahwa para investor yang rasional akan lebih suka menyimpan surat berharga yang memaksimisasi rate of return (tingkat laba) yang diharapkan untuk tingkat risiko tertentu atau meminimisasi tingkat risiko untuk tingkat laba yang diharapkan. Teori portofolio bersifat normatif karena menjelaskan bagaimana investor seharusnya bertindak, teori ini penting karena menunjukkan perlunya membedakan antara risiko sistematik (variabilitas yang dikaitkan dengan pergerakan harga pasar umum) dan risiko nonsistematik (variabilitas tingkat laba suatu surat berharga yang tidak dikorelasikan dengan tingkat laba untuk pasar secara keseluruhan).
2.    Pemrosesan Informasi Manusia
Tujuan telaah ini adalah:
a)    Untuk meningkatkan kemampuan informasi keuangan untuk mencerminkan secara akurat obyek atau kejadian yang sesungguhnya
b)   Untuk memahami bagaimana jumlah, jenis dan format informasi keuangan mempengaruhi penilaian atau prediksi para pemakai
c)    Untuk memahami kemampuan pengambil keputusan untuk bereaksi secara tepat terhadap persepsi lingkungan (ketepatan reaksi)
d)   Untuk memahami bagaimana para individu menangani kerumitan dalam pengambilan keputusan
e)    Indikator prediktif
Ada empat cara untuk mengaitkan data akuntansi dengan masukan model-model keputusan :
a)    Prediksi langsung, dibuat oleh akuntan dan pihak manajemen dalam bentuk prakiraan (forecast) yang dapat diuji akuntan independen.
b)   Prediksi tak langsung, merupakan konsep yang paling umum diterapkan. Data masa lalu dianggap memiliki kemampuan prediktif yang dapat digunakan untuk memperkirakan obyek atau kejadian masa datang.
c)    Penggunaan indikator utama akan menekankan kemampuan akuntansi untuk meramalkan titik balik.
d)   Penggabungan informasi dapat digunakan sebagai indikator prediktif, data akuntansi tertentu tidak dapat digunakan untuk membuat prediksi, tetapi mungkin akan menjadi relevan bila digabung dengan informasi lainnya untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang.
3.    Pendekatan Kejadian/ events approach
Tiga masalah dalam pengembangan teori akuntansi adalah:
a.    Haruskah laporan keuangan ditujukan pada pemakai tertentu dan kebutuhannya atau pada berbagai pemakai yang kebutuhannya bermacam-macam.
b.    Seberapa rinci jenis informasi akuntansi tertentu harus disajikan
c.    Jenis informasi apa yang harus dipilih untuk disajikan
Kelemahan pendekatan ini adalah:
*   Kriteria untuk memilih informasi apa yang harus disajikan tidak jelas, sehingga tidak mengarah pada teori akuntansi yang berkembang .
*   Perluasan data mungkin menyebabkan informasi yang berlebihan bagi pemakainya.
*   Tidak terdapat bukti bahwa pengukuran kejadian lebih dapat diverifikasi daripada pengukuran obyek, atau penyajian ciri-ciri kejadian membutuhkan prediksi yang lebih baik daripada penyajian kejadian dan obyek yang dipilih.
4.    Pendekatan Etis
Pendekatan etis terhadap teori akuntansi menekankan konsep keadilan, kebenaran, dan kewajaran. Konsep dasarnya adalah:
a.    Prosedur akuntansi harus memberikan perlakuan yang adil (sama rata) bagi semua pihak yang berkepentingan
b.    Laporan keuangan harus menyajikan laporan yang benar dan akurat tanpa kesalahan penyajian
c.    Data akuntansi haruslah wajar, tidak menyesatkan, dan tidak memihak pada kepentingan tertentu.
5.    Pendekatan Akuntansi Sosial Perusahaan
Teori akuntansi sosial mensyaratkan suatu pernyataan tujuan, konsep sosial dan metode pengukurannya, struktur pelaporan dan komunikasi informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan meliputi biaya dan manfaat internal bagi perusahaan, serta biaya dan manfaat yang hanya mempengaruhi pihak luar, membuat perbandingan sasaran perusahaan dan kegiatan yang berkaitan dengan prioritas sosial, dan mempertanggungjawabkan sumbangan terhadap tujuan sosial kepada masyarakat umum.

E.       Verifikasi Teori Akuntansi
Dalam pengembangan pemahaman akuntansi atau praktek akuntansi, teori akuntansi harus dapat dikonfirmasi. Konfirmasi harus dapat diterima pada beberapa tingkat:
a)      Premis mengenai dunia nyata harus berdasarkan hubungan antara pernyataan dan gejala yang dapat diamati
b)      Hubungan beberapa pernyataan didalam teori harus dapat diuji dari segi konsistensi logis
c)      Jika ada premis yang didasarkan pada pertimbangan nilai yang tidak pasti, maka kesimpulan teori atau hipotesis yang sedang diuji harus tergantung pada verifikasi nilai yang independen.

F.       Kontroversi dalam Pengembangan Prinsip dan Prosedur Akuntansi
Setiap pendekatan teori akuntansi berperan membantu penerapan dan pengevaluasian prinsip dan prosedur akuntansi. Pengembangan dan penerapan teori akuntansi berusaha menempatkan semua pendekatan teori dalam prespektif yang tepat dengan penekanan khusus pada proses deduktif yang disertai pembahasan verifikasi empiris dimana temuan penelitian dianggap relevan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar