Bagaimana komentar Anda terhadap Blog ini??

Cari Blog Ini

Senin, 26 April 2010

JARING LABA-LABA SUATU KEAJAIBAN PERENCANAAN

Sebagaimana berbagai kualitasnya yang lain, seperti kekuatan dan elastisitas, serta berbagai keuntungan praktisnya, jaring-jaring laba-laba adalah keajaiban arsitektur dan rekayasa. Jaring laba-laba terbuat dari benang-benang kerangka penahan-beban dan benang-benang spiral penangkap berlapiskan zat perekat yang diletakkan di atasnya, serta benang-benang pengikat yang menyatukan kesemuanya. Benang-benang spiral penangkap tidak sepenuhnya terikat pada benang-benang perancah.
Dengan ikatan seperti ini, makin banyak korban bergerak makin terjerat ia pada jaring. Saat melekat ke seluruh tubuh serangga korban, benang-benang penangkap secara berangsur-angsur kehilangan elastisitasnya, dan semakin kuat serta semakin kaku. Karenanya, korban terperangkap dan tak dapat bergerak. Setelah itu, bagai paket makanan hidup, mangsa yang terbungkus benang-benang perancah alot ini tak memiliki pilihan lain kecuali menanti kedatangan laba-laba untuk melakukan serangan terakhir. 
Daya Redam-kejut Jaring Laba-laba Untuk menjadi perangkap yang efektif, jaring laba-laba tidak cukup hanya bersifat lengket atau terbuat dari benang-benang dengan karakteristik yang berbeda-beda. Misalnya, jaring tersebut harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menangkap serangga yang sedang terbang. Jika kita andaikan serangga yang tertangkap jaring sebagai peluru kendali, maka menghentikan serangganya saja tidak lah cukup. Mangsa yang tertangkap jaring harus dibuat tidak bergerak sehingga laba-laba dapat mendekatinya dan menggigitnya. Menangkap peluru kendali dan menghentikannya bukan lah pekerjaan yang mudah. “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, ....” (QS. Huud, 11: 6) ! Selain kuat, benang-benang yang membentuk jaring laba-laba juga elastik. Namun tingkat elastisitasnya pada masing-masing daerah berbeda. Elastisitas ini penting untuk alasan-alasan berikut ini: " Jika tingkat elastisitasnya lebih rendah dari yang diperlukan, serangga yang terbang menuju jaring akan terpental balik seperti menubruk sebuah pegas yang keras. " Jika tingkat elastisitasnya lebih tinggi dari yang diperlukan, serangga akan memolorkan jaring, benang-benang lengket akan menempel satu sama lain dan jaring tersebut akan kehilangan bentuknya. " Pengaruh angin telah masuk dalam perhitungan elastisitas benang. Jadi, jaring yang teregang oleh angin dapat kembali ke bentuk semula. " Tingkat elastisitas juga sangat berhubungan dengan benda yang melekat pada jaring. Sebagai contoh, jika jaring melekat pada tumbuhan, elastisitasnya harus mampu menyerap setiap gerakan yang disebabkan tumbuhan tersebut. Benang-benang penangkap yang terjalin berbentuk spiral letaknya saling berdekatan satu dengan lainnya. Ayunan kecilpun dapat saling melekatkan satu dengan lainnya, dan menyebabkan celah-celah pada medan perangkap. Itulah sebabnya benang-benang penangkap yang lengket dan berelastisitas tinggi ini terletak di atas benang-benang kering yang berelastisitas rendah. Ini untuk mencegah potensi terbentuknya celah untuk lolos. Seperti telah kita lihat, pada setiap segi jaring dapat kita lihat suatu keajaiban struktural. Hal ini sekali lagi mengungkapkan betapa bodohnya teori evolusi itu. Mustahil sekali suatu kejadian kebetulan dapat mengajarkan kepada laba-laba cara menciptakan sifat redam-kejut pada jaringnya. Tuhan lah yang menganugrahinya kemampuan ini. Dia lah yang membuatnya mampu menunjukkan perilaku fungsional. Dia lah Allah - Pencipta, Pembuat, dan Pemberi bentuk. Baginya semua nama-nama yang baik. Segala yang di langit dan di bumi bertasbih kepadaNya. Dia Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Surat Al-Hashr:24) Jaring-jaring Tiga-Dimensi Jaring-jaring tiga dimensi memiliki struktur yang lebih rumit dibanding jaring-jaring dua dimensi. Sementara jaring dua dimensi terletak dalam satu bidang datar, jaring tiga dimensi merupakan struktur tiga dimensi yang rumit. Jaring dari jenis ini mirip sebuah tumpukan bola-bola wool. Karenanya lebih sukar diurus dibanding jaring dua dimensi. Jika jaring menangkap serangga-serangga kecil atau parasit-parasit yang tak berarti, maka banyak pekerjaan yang harus dilakukan laba-laba pemilik jaring. Karena alasan inilah laba-laba ini membuat jaring di tempat yang jauh dari gangguan semacam ini. Jaring laba-laba memiliki perencanaan tanpa salah dalam segala segi. Salah satu laba-laba yang menggunakan jaring semacam ini adalah laba-laba Black Widow. Dalam jaring yang memiliki keunggulan arsitektural ini terdapat pula suatu perangkap mekanis. Perangkap ini membentuk bola sutera yang rapat dan lengket. Bola jaring ini diikatkan ke tanah dengan benang-benang yang tidak begitu kuat. Segera setelah mahluk bergerak melekat pada jaringnya, benang-benang pengikat ini putus, dan bola jaring ini karenanya tidak terikat lagi ke tanah. Kemudian, laba-laba segera menarik perangkap tersebut ke atas menuju jaring tiga-dimensi, dan membunuh mangsanya yang telah mati kutu. Kita harus melihat secara saksama rencana serta cara yang digunakan laba-laba ini dalam membuat perangkapnya, karena nampak sekali terdapatnya unsur kecerdasan yang terlibat dalam perencanaan jaring tersebut. Dengan ataupun tanpa perangkap mekanis, pada jaring-jaring tiga-dimensi digunakan cara yang sama untuk memperlambat gerakan terbang mangsanya. Penerapannya nampak secara khusus pada kerangka rencana yang menggunakan banyak benang-benang lemah. Ketika serangga tertangkap, benang-benang lemah ini melesak. Karena energi gerak dari serangga tersebut terserap oleh melesaknya benang-benang, kecepatannya menjadi berkurang. Selanjutnya, benang-benang penangkap menjerat serangga yang menggeliat. Laba-laba Linyphia me-mintal jaring dalam bentuk tempat tidur gantung (dae-rah putih di bagian bawah). Jaring disangkutkan kepada tanaman dengan benang pada bagian puncak dan ba-gian bawah. Serangga yang tertangkap pada benang di bagian atas, jatuh ke dalam. (atas) Sebagian jaring tiga dimen-si mempunyai konstruksi se-perti kubah. Laba-laba da-pat mengidentifikasi secara pasti bahkan seekor serang-ga kecil yang tertangkap di dalam konstruksi yang rumit ini melalui getaran yang di-timbulkannya. Tentu saja laba-laba ini tidak belajar sendiri bagaimana membuat jaring-terencana tanpa cacat ini setelah menjalani apa yang disebut periode evolusi. Seperti mahluk hidup lainnya, laba-laba mematuhi perintah Tuhan. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah menyerukan hal ini dalam ayat suciNya " segala yang di langit dan di bumi, secara sukarela ataupun terpaksa, tunduk kepadaNya. Dan kepadaNya lah mereka akan dikembalikan". (Surat Ali Imran:83) Cara Mengurus Jaring Laba-laba meletakkan desain seperti zig zag di atas jaring mereka untuk mencegah burung merobeknya. Jaring laba-laba memerlukan pengurusan yang terus menerus, karena bagian spiral lengketnya bisa rusak oleh hujan atau oleh gerakan mangsa yang berusaha lolos. Lebih dari itu, debu yang menempel pada jaring dapat merusak daya lekat benang-benang spiral. Bergantung pada letaknya, dalam waktu yang singkat - 24 jam, sebuah jaring bisa kehilangan sifat-sifat yang membuatnya mampu menangkap serangga. Karena alasan inilah, jaring dibongkar secara berkala dan dibangun kembali. Laba-laba makan dan mencerna benang-benang jaring yang dibongkarnya. Ia menggunakan asam-asam amino dari benang yang dicernanya untuk membangun jaring yang baru. (Bilim ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Science and Technology Gorsel Science and Technology Encyclopedia), p. 1090) Bagian jaring yang dimakan, dan waktunya, berbeda-beda tergantung spesies laba-labanya. Laba-laba taman, misalnya, tidak pernah menyentuh kerangka jaring, tetapi hanya makan benang jari-jari dan benang spiralnya saja. Laba-laba tropis membangun jaring-jaringnya pada malam hari dan memakannya menjelang pagi. Laba-laba di daerah panas makan jaringnya pada malam hari dan membangun yang baru untuk keperluan siang hari, karena di daerah ini serangganya tidak sebanyak di daerah tropis. Karena alasan inilah jaringnya harus tetap terpasang disepanjang siang. Membangun Jaring Sesuai Mangsanya Atap Stadion Olimpiade Munich terinspirasi oleh jaring laba-laba. Dengan bentuk ini, berbagai tegangan didistribusikan dengan merata ke seluruh atap. Laba-laba membuat jaringnya sesuai dengan ukuran mahluk-mahluk yang hendak ditangkapnya. Laba-laba Amerika Selatan, misalnya, membuat jaring dengan bukaan sempit untuk memudahkan penangkapan semut putih yang keluar mencari sarang baru di bulan September. Jika ingin berburu kupu-kupu besar, laba-laba ini memperluas bukaannya dan menambah kekuatan serta elastisitas jaringnya. Sudut jaring pun berubah bergantung jenis mangsa yang ingin ditangkap (serangga terbang, berjalan, merayap, dll). Ini untuk mengurangi kerusakan dan meningkatkan kapasitas penangkapan. Peringatan Kepada Burung Dan Penyamaran Laba-laba cenderung membangun jaringnya, yang demikian berharga baginya, di tempat yang sunyi. Alasannya adalah untuk menghindari kerusakan oleh binatang-binatang atau oleh kondisi-kondisi alam. Laba-laba menggunakan cara-cara yang menarik untuk melindungi jaring-jaring mereka. Salah satu yang paling menarik adalah jaring laba-laba Argiope di Amerika Tengah. Laba-laba ini meletakkan marka-marka zigzag putih mengkilat pada jaringnya. Marka-marka ini untuk memperingatkan burung agar tidak terbang kedalam jaring. Laba-laba ini juga menggunakan marka-marka ini untuk bersembunyi di belakangnya. Ia menanti di belakang marka-marka ini agar mangsa tidak melihatnya. Model-model Yang Terilhami Oleh Jaring Laba-laba Salah satu metode yang sangat populer dewasa ini adalah membuat rancangan-rancangan industri dengan mengambil contoh dari alam, karena model-model di alam dalam setiap segi tidak memiliki cacat. Sifat-sifat hemat-energi, tingkat estetika, tingkat kepraktisan, dan manuverabilitas antara lain merupakan hal yang penting bagi sebuah rancangan yang telah tersedia dalam bentuk yang sempurna di alam ini. Model-model yang dibuat manusia dengan kemampuannya, serta pengetahuan yang dikumpulkannya bertahun-tahun dan yang diantaranya melalui proses yang sulit, umumnya hanya menghasilkan tiruan yang buruk terhadap contoh-contoh yang ada di alam. Kita bisa melihatnya jika kita membandingkan tiruan-tiruan ini dengan contoh aslinya di alam. Laba-laba merupakan salah satu mahluk hidup yang dijadikan contoh. Jaring laba-laba mahkota atau laba-laba embun, misalnya, merupakan contoh yang sangat sempurna dari sudut pandang estetika maupun rekayasa. Laba-laba ini membuat jaringnya pada sudut datar, sedemikian rupa sehingga mirip sebuah seperai, di atas padang rumput. Laba-laba ini menyebarkan seluruh beban jaring dengan menggunakan bilah-bilah rumput tegak sebagai pemberat. Sarang burung berbentuk lonceng di Munich, terinspirasi oleh teknik yang digunakan oleh laba-laba rakit dalam membangun jaringnya. Sebuah projek pemukiman bawah air yang terinspirasi oleh jaring laba-laba air tawar. Untuk kelangsungan hidupnya, laba-laba membawa udara yang dibutuhkan dan makanan ke dalam jaringnya yang tahan air. Pada pemukiman bawah air, kaca digunakan sebagai pengganti jaring. Manusia meniru cara ini untuk menutupi bidang-bidang yang luas. Stadion Olimpiade Munich dan bandara udara Jeddah, yang sering disebut sebagai contoh arsitektur moderen, dibangun dengan meniru jaring laba-laba. Laba-laba telah menggunakan model-model ini di seluruh dunia sejak pertama kali mereka muncul. Tentu saja diperlukan tingkat pengetahuan rekayasa yang memadai agar model-model tersebut bisa muncul dan diterapkan dalam praktek. Namun karena tidak pernah menerima pelatihan, laba-laba tidak tahu sama sekali mengenai perancangan konstruksi maupun arsitektural. Laba-laba, seperti mahluk hidup lainnya, berbuat hanya berdasarkan inspirasi yang dianugrahkan Tuhan kepadanya sejak mereka lahir. Ini merupakan satu-satunya sebab dari keajaiban arsitekturalnya. Tuhan menyatakan dalam sebuah ayat bahwa semua mahluk hidup berada di bawah kekuasaanNya. Dia lah Allah, Tuhanmu. Tidak ada tuhan kecuali Dia, Pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia. Dia bertanggungjawab atas segala sesuatu. (Surat Al-An'am: 102)

GAMBAR EMBRIO BUATAN HAECKEL ADALAH PEMALSUAN



Dengan gambar-gambar yang dipalsukannya, Ernst Haeckel membohongi dunia ilmu pengetahuan selama seabad
Dalam bukunya tahun 1868 Natürliche Schöpfungsgeschichte (Sejarah Penciptaan Alamiah) Ernst Haeckel menjelaskan bahwa ia telah membuat berbagai macam perbandingan menggunakan embrio manusia, monyet dan anjing. Gambar-gambar yang ia hasilkan berupa embrio-embrio yang hampir serupa. Berdasarkan gambar-gambar ini, Haeckel lalu menganggap bahwa makhluk-makhluk hidup tersebut memiliki asal-usul yang sama.
Tetapi keadaan sebenarnya sangatlah berbeda. Haeckel telah membuat gambar hanya dari sebuah embrio, dan kemudian membuat embrio manusia, monyet dan anjing dari gambar tersebut dengan melakukan perubahan-perubahan yang sangat kecil. Dengan kata lain, hal tersebut adalah sebuah kebohongan.
Itulah yang dikemukakan sebagai “karya ilmiah” (!) yang dikutip oleh Darwin sebagai rujukan dalam bukunya The Descent of Man (Garis Keturunan Manusia). Pada kenyataannya, sebagian orang telah menyadari bahwa gambaran Haeckel adalah sebuah penyimpangan bahkan sebelum Darwin menulis bukunya. Menyusul pemaparan kebohongan tersebut, Haeckel sendiri telah mengakui kebohongan ilmiah besar yang telah ia lakukan:
Setelah pengakuan penengahan dari ‘pemalsuan’ ini saya semestinya patut menganggap diri saya sendiri terkutuk dan terbinasakan jika saja saya tidak memiliki pelipur lara dengan melihat secara berdampingan dengan saya di ruang tahanan ratusan orang – penjahat, di antara mereka banyak yang merupakan pengamat paling tepercaya dan ahli biologi paling terhormat. Sebagian besar dari gambar-gambar di buku pelajaran, acuan dan jurnal biologi terbaik akan mengundang tuduhan ‘pemalsuan’ setimpal, karena kesemuanya itu tidak cermat, dan kurang atau lebih diselewengkan, diubah dan direkayasa. [i]
Tetapi demi menjaga agar ajaran Darwinisme tetap tertopang kokoh, terdapat kebutuhan untuk menyatakan bahwa satu dari bukti-bukti palsu yang ada di tangan mereka itu adalah benar-benar “bukti evolusi”. Penipuan yang dilakukan atau pengetahuan Darwinis tentang hal itu bukanlah hal penting; yang penting dalam pandangan Darwinis adalah agar hal tersebut digembar-gemborkan sebagai bukti evolusi, sekalipun itu penipuan.
Walaupun penipuan itu telah terbongkar, Darwin dan para pakar biologi yang mendukungnya terus menganggap gambar-gambar Haeckel sebagai sumber rujukan. Dan itu semakin membuat Haeckel bersemangat. Pada tahun-tahun berikutnya dia membuat serangkaian gambar perbandingan embrio selanjutnya. Ia menyajikan gambar-gambar yang menunjukkan embrio-embrio ikan, salamander (sejenis kadal amfibi), kura-kura, ayam, kelinci, dan manusia secara berdampingan. Sisi yang layak dicermati tentang hal ini adalah bagaimana embrio-embrio dari makhluk-makhluk hidup yang berbeda ini pada awalnya sangat menyerupai satu sama lain dan secara bertahap berubah menjadi semakin berbeda seiring proses perkembangannya.
Kemiripan antara embrio manusia dengan embrio ikan pada khususnya sungguh sangatlah mencolok. Begitu hebatnya sehingga “insang” bohongan dapat terlihat pada gambar embrio manusia, sebagaimana terlihat pada embrio ikan. Dengan kedok ilmiah yang dia berikan pada gambar-gambar ini, Haeckel mengajukan “ teori rekapitulasi”nya: Ontology Repeats Phylogeny (Ontologi Mengulangi Filogeni). Arti dari slogan itu adalah sebagai berikut; menurut Haeckel, selama proses perkembangan yang dialami di dalam telur atau rahim induk, semua makhluk hidup mengulang “sejarah evolusi” spesiesnya, dari awal permulaan sekali. Sebagai contoh, embrio manusia di rahim ibu pertama-tama menyerupai ikan dan kemudian, pada minggu-minggu berikutnya, menyerupai salamander, reptil dan mamalia, dan pada akhirnya “berevolusi” menjadi manusia.
Tapi ini adalah penipuan akbar.
Pada tahun 1900-an ahli embriologi Inggris Michael Richardson meneliti embrio vertebrata dengan mikroskop dan menyimpulkan ketidakmiripan dengan gambaran Haeckel. Menindaklanjuti penelitian mereka, Richardson dan timnya menerbitkan foto-foto asli embrio-embrio di jurnal Anatomy and Embryology terbitan Agustus 1997. Terlihat bahwa Haeckel telah mengambil bermacam-macam rancangan pola dan mengubahnya dengan berbagai cara agar embrio-embrio tersebut menyerupai satu sama lain. Dia menambahkan organ-organ khayalan pada embrio, menghilangkan organ dari embrio yang lain dan menggambarkan embrio-embrio yang berbeda ukuran sebagai embrio yang memiliki skala sama. Celah yang digambarkan Haeckel sebagai insang pada embrio manusia nyatanya tidak ada hubungannya sama sekali dengan insang. Celah itu sebenarnya adalah saluran telinga bagian tengah dan permulaan dari kelenjar paratiroid dan kelenjar timus. Embrio-embrio tersebut pada kenyataannya sama sekali tidak menyerupai satu sama lain. Haeckel telah membuat segala macam pengubahan pada gambaran-gambarannya.
Sebuah artikel tentang gambar gambar Haeckel, yang telah lama dipertahankan dalam daftar sebagai bukti palsu evolusi, muncul di majalah Science edisi 5 September 1997 dengan judul “ Haeckel’s Embryos: Fraud Rediscovered (Embrio-embrio Haeckel: Penipuan Diungkap Kembali),” yang setelahnya seluruh kalangan dunia ilmiah sependapat bahwa telah terjadi pemalsuan. Artikel tersebut berisi baris-baris berikut:
Tidak hanya Haeckel telah menambahkan atau menghilangkan ciri-ciri, papar Richardson dan rekan-rekannya, tetapi ia juga telah memalsukan ukurannya untuk membesar-besarkan kemiripan antara spesies-spesies, bahkan ketika terdapat perbedaan 10 kali lipat dalam ukuran. Haeckel lebih lanjut mengaburkan perbedaan dengan cara tidak menamai spesies dalam kebanyakan kasus, seolah-olah satu sampel cukup akurat untuk mewakili seluruh kelompok hewan. Dalam kenyataannya, Richardson dan rekan-rekannya mencermati, bahkan embrio-embrio yang berkerabat dekat seperti embrio-embrio ikan sedikit berbeda dalam tampilan dan alur perkembangannya. “Sepertinya, itu (gambar-gambar Haeckel) menjadi salah satu pemalsuan paling terkenal dalam bidang biologi,” [ii]
Pada bulan Maret tahun 2000 evolusionis dan paleontolog dari Universitas Harvard, Stephen Jay Gould, mengatakan bahwa ia telah lama mengetahui penipuan ini. Tetapi ia memilih untuk tetap diam, sebagaimana diharuskan oleh sistem Dajjal. [iii] Segera setelah masyarakat mengetahui bahwa gambar-gambar itu palsu, Gould menyatakan bahwa adalah sebuah pembunuhan akademis untuk tetap menggunakan gambar-gambar itu dan mengatakan : “Kita memang, menurut saya, memiliki hak untuk terkejut dan dipermalukan sekaligus oleh abad pendaur-ulangan ceroboh yang menyebabkan tetap tampilnya gambar-gambar ini di banyak, jika bukan kebanyakan, buku pelajaran modern.” [iv]
Penipuan Haeckel sedemikian nyata dan sedemikian besar sehingga ia didakwa penipuan oleh lima profesor berbeda dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan Universitas Jena. [v]
Sir Gavin de Beer, dari Museum Sejarah Alam Inggris, menggambarkan perbuatan sangat memalukan ini sebagai berikut:
“Jarang-jarang pernyataan seperti pada ‘Teori Rekapitulasi’ Haeckel, yang mudah, rapi dan masuk akal, diterima secara luas tanpa pemeriksaan kritis, telah mengakibatkan banyak kerusakan kepada ilmu pengetahuan.” [vi]
Gambar-gambar palsu buatan Haeckel ini pada kenyataannya mencapai tujuan yang diinginkan atas nama evolusi. Walaupun telah dinyatakan palsu, gambar-gambar itu tetap memiliki dampak buruk karena banyak orang yang menganggap gambar-gambar tersebut asli, dan walaupun tidaklah absah secara ilmiah gambar-gambar itu tetap secara merugikan telah mengubah pandangan umum tentang manusia dan diri mereka sendiri pada orang-orang yang masih menuntut ilmu di sekolah-sekolah. Henry M. Morris, pendiri Creation Research Society dan Institute of Creation Research mengkaji keadaan ini dalam kalimat berikut:
Sejak Darwin – dan terutama sejak Freud – psikolog telah beranggapan bahwa manusia hanyalah binatang yang berevolusi dan telah meneliti masalah perilaku berlandaskan pijakan hewaniyah. Percobaan dengan monyet atau binatang lain (bahkan dengan serangga) digunakan sebagai panduan untuk menangani masalah-masalah manusia...
Buah pahit dari teori rekapitulasi itu (yang sejak lama tidak dipercaya secara ilmiah) terus berkembang di banyak wilayah masyarakat… [vii]
Cukup mengherankan, gambar-gambar palsu Haeckel, yang digambarkan sebagai aib ilmiah memalukan dan disikapi dengan keheranan bahkan oleh sebagian evolusionis ketika ditampilkan sebagai bukti, tetap bertahan di tempatnya di berbagai buku pelajaran. Keadaan mengejutkan ini menunjukkan besaran sesungguhnya penipuan Darwinis. Ahli biologi molekuler dari Universitas California Jonathan Wells menggambarkan keadaannya sebagai berikut: 
Banyak buku pelajaran menggunakan embrio buatan Haeckel yang sedikit diubah. Salah satu contohnya adalah edisi tahun 1999 buku Biologi karangan Peter Raven dan George Johnson, yang menyertakan keterangan ini pada gambar-gambarnya: “Perhatikanlah bahwa tahap-tahap embrionik awal dari vertebrata-vertebrata ini menunjukkan kemiripan mencolok antara satu dengan yang lain.” Buku pelajaran itu juga memberitahu siswa: “Sebagian dari bukti anatomis terkuat yang mendukung evolusi berasal dari perbandingan mengenai bagaimana organisme berkembang. Dalam banyak kasus, sejarah evolusi suatu organisme dapat diketahui menunjukkan penampakan seiring perkembangannya, dengan embrio yang menunjukkan cirri-ciri dari embrio leluhurnya.”
Contoh lain termasuk edisi 1998 buku Biologi karangan Cecie Starr dan Ralph Taggart:The Unity dan Diversity of Life, yang menyertai gambar-gambar itu dengan penyataan salah berbunyi “embrio permulaan vertebrata sangat menyerupai satu sama lain;” edisi terakhir dari buku Biological Science karya James Gould dan William Keeton, yang memuat: “Satu fakta embriologi yang mendorong Darwin ke arah gagasan evolusi adalah bahwa embrio awal dari sebagian besar vertebrata sangatlah menyerupai satu sama lain;” dan buku teks Burton Guttman tahun 1999, Biology, yang menemani salinan gambar ulang dari embrio buatan Haeckel dengan pernyataan berikut: ”Perkembangan embrionik suatu binatang memiliki petunjuk tentang bentuk nenek moyangnya.” [viii]
Fakta bahwa gambar-gambar palsu Haeckel masih tetap digunakan di buku pemalsuan biologi, seolah-olah merupakan bukti evolusi, tidak diragukan lagi bukanlah kesalahan sederhana. Walaupun hasil pemalsuan, gambar-gambar ini secara sengaja dimasukkan dalam buku-buku pelajaran. Alasan utama untuk hal ini tidak diragukan lagi adalah karena gambar-gambar itu menampilkan bukti-bukti palsu atas kunci utama Darwinisme, kepalsuan yang menyatakan bahwa manusia adalah binatang yang tidak memiliki tanggung jawab. Jonathan Wells membuat ulasan tentang kebohongan ini yang secara sengaja dipertahankan oleh para ilmuwan Darwinis:
Embrio-embrio Haeckel tampaknya memberikan bukti sedemikian sangat kuat bagi teori Darwin sehingga sebagian turunan gambar itu dapat ditemukan di hampir semua buku pelajaran modern yang membahas evolusi. Tetapi para ahli biologi telah mengetahui lebih dari seabad bahwa Haeckel memalsukan gambar-gambarnya; embrio vertebrata tidak pernah terlihat semirip buatannya. Lebih jauh lagi, tahap yang Haeckel beri tanda sebagai “awal” sebenarnya berada di tengah-tengah perkembangan; kemiripan yang ia besar-besarkan didahului oleh perbedaan mencolok di tahap-tahap lebih awal perkembangan. Walaupun Anda mungkin tidak pernah mengetahuinya dari membaca buku pelajaran biologi, “sehimpunan fakta terkuat” milik Darwin adalah sebuah contoh yang bertahan lama tentang bagaimana bukti bisa dipelintir agar cocok dengan suatu teori. [ix]
Walaupun kaum Darwinis bersukacita dalam waktu singkat karena kebohongan yang direncanakan oleh dajjal telah diajukan sebagai bukti palsu untuk teori sesat dan telah menimbulkan dampak yang sedemikian, kebohongan itu pada kenyataannya mempertunjukkan kekecewaan besar bagi mereka. Melalui gambar-gambar Haeckel, orang-orang menyaksikan ukuran penipuan yang bakal ditempuh seorang ilmuwan kawakan atas nama Darwinisme. Sehingga hal itu sekali lagi membuktikan bagaimana Darwinisme senantiasa membutuhkan “kebohongan”. Orang-orang dapat secara jelas melihat bagaimana evolusionis menolak mengakui pemalsuan. Penipuan Haeckel adalah satu lagi potongan bukti penting dari kehancuran teori evolusi dan sistem dajjal. Penipuan ini boleh saja dihadapi oleh kebisuan di abad ke-20, namun abad ke-21 telah menyaksikan hal ini dan penipuan-penipuan serupa terbongkar dan bukti ilmiah asli diperlihatkan. Semakin banyak kepalsuan yang telah terbongkar dan semakin banyak bukti ilmiah asli yang dihasilkan, bertambah hancurnya Darwinisme telah menjadi semakin nyata.
----------------
[i] Francis Hitching, The Neck of the Giraffe: Where Darwin Went Wrong, New York: Ticknor and Fields 1982, h. 204
[ii] Science, 5 September 1997, Elizabeth Pennisi
[iii] Ann Coulter, Godless The Church of Liberalism, Crown Forum Publishing, 2006, h. 240
[iv] http://www.arn.org/docs/richards/jr_sciedreport.htm
[v] Hank Hanegraaff, Fatal Flaws "What Evolutionists Don't Want You To Know", W Publishing Group, 2003, h. 70
[vi] Hank Hanegraaff, Fatal Flaws "What Evolutionists Don't Want You To Know", W Publishing Group, 2003, h. 70
[vii] Henry M. Morris, The Long War Against God, Master Books, 2000, h. 32
[viii] Jonathan Wells, Icons of Evolution, Regnery Publishing, Inc., h. 103
[ix] Jonathan Wells, Icons of Evolution, Regnery Publishing, Inc., h. 82, 83
Jan 27, 2010

FOSIL LABA-LABA BERUMUR 165 JUTA TAHUN DITEMUKAN DI CINA

Fosil laba-laba berusia 165 juta tahun yang ditemukan di daerah Daohugou, Cina Utara, adalah satu di antara contoh-contoh fosil tertua laba-laba yang ditemukan hingga kini. Ciri lain yang perlu dicatat dari fosil ini adalah bahwa, seperti dapat dilihat dalam gambar, fosil ini terawetkan dengan sempurna. Paul Selden, seorang ahli paleontologi dari University of Kansas, mengatakan, “Tingkat kerincian yang terawetkan pada fosil adalah menakjubkan”. (Archeology Daily News)

Sebagaimana terpampang dalam gambar, laba-laba ini yang hidup 165 juta tahun lalu memiliki semua ciri khas laba-laba yang hidup sekarang. Tanpa mengalami perubahan selama jutaan tahun, laba-laba merupakan persoalan besar tak terpecahkan bagi teori evolusi. Laba-laba selalu muncul dengan ciri-ciri yang sama dalam catatan fosil, dan merupakan satu di antara bukti-bukti bahwa makhluk hidup tidak pernah berevolusi. Laba-laba dalam gambar di bawah ini berusia 165 juta tahun, dan tidak ada beda antara laba-laba tersebut dan laba-laba saat ini.


Seekor laba-laba 165 juta  tahun lalu

 Seekor laba-laba yang hidup sekarang sama persis dengan fosil laba-laba yang hidup 165 juta tahun lalu, dan tidak pernah mengalami perubahan sama sekali; dengan kata lain, laba-laba tidak pernah berevolusi.


Mar 29, 2010

nilai DDA UK1


UK 1

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


Prog. Studi : Ekonomi


Th. Ajaran : 2009/2010-Genap


Kode MK : 2705  DASAR-DASAR AKUNTANSI


Kelas : B1


Pengampu : Jaryanto

MjcwNS1CMS0yMDA5Qi0x

NO NIM NAMA UK 1
K7409032 DENIS DWIYANTI  80
K7409033 DENY LUVITA SARI  80
K7409034 DESITA TUGI ARYANI  86
K7409035 DEWI PUSPITA SARI  75
K7409036 DHANY EFITA SARI  95
K7409037 DHIKA YUNITASARI  82
k7409038 DIAH MURTIASIH  65
K7409039 DIAN RAHMADANI  39
K7409040 DIANA PUSPITA SARI  90
10  k7409041 DIMITRA LIANI  85
11  K7409042 DINY DWI FEBRIANY  70
12  K7409043 DIYAH PUJI ASTUTI  82
13  k7409044 DIYAH SULARNI  80
14  k7409045 DWI TRIADMADIYANTO  65
15  K7409046 DYAH AYU MENTARI  70
16  K7409047 DYAH PURWITASARI  100
17  K7409048 ELI EKA SARI  90
18  K7409049 ELI SAFITRI  86
19  K7409050 ELING TITI LESTARI  85
20  K7409051 ELIYA FRINDAWATI  70
21  K7409053 ENDAH PUSPITAWATI  90
22  k7409054 ENDRI KRISTANTO  80
23  K7409055 ERNY SUSILOWATI  83
24  k7409056 EVA MUNTYA LESTARI  80
25  k7409057 EVI KUSUMAWARDANI  80
26  K7409058 EXSA MARCELINA  80
27  K7409059 FADILAH RAMADHANI  100
28  K7409060 FARIDA NURSARI  80
29  K7409061 FATI H KHARISMA M  82
30  k7409062 FERNALDI ANGGADHA R  70
31  k7409063 FITHRIANA MUSHLIMAH  70




32 K7409052 ELLYANA ROOSSY PUTRI 88